Kemerdekaan Indonesia tidak pernah lepas dari sejarah. Salah satunya adalah makanan yang mengiringi para pejuang untuk melawan penjajah. Beberapa makanan ini pernah menjadi bekal para pejuang, dan kini menjadi kuliner tradisional yang cukup banyak dinikmati masyarakat. Tepatnya pada masa penjajahan Jepang dahulu, rakyat Indonesia sempat tidak bisa menikmati nasi sebagai makanan pokok. Pada saat itu, hanya beberapa makanan yang mudah tumbuh dan mudah ditemukan sehingga rakyat menjadikan makanan ini sebagai makanan pengganti nasi. Namun, apakah Hypermart Lovers tahu jika ada beberapa makanan ini yang telah menemani para pejuang saat melawan penjajah? Yuk, kita simak ulasan berikut ini!
1. Telur Asin
Kuliner khas Brebes, Jawa Tengah ini banyak diburu wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh. Telur asin, biasanya menggunakan telur bebek sebagai bahan dasar utamanya. Rasanya sudah dipastikan asin karena dikubur di bawah tanah dengan menggunakan garam, sekaligus sebagai bahan pengawetnya.
Makanan satu ini memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan menjadi makanan para pejuang. Tak heran para pejuang selalu menjadikan telur bebek ini dalam bekal mereka. Telur bebek mengandung nilai gizi dua kali lipat lebih besar dari telur ayam. Untuk meningkatkan metabolisme tubuh dalam medan perang, para pejuang cukup dengan mengonsumsi telur bebek rebus.
Hal ini karena telur bebek rebus mengandung 0,9 mg vitamin E yang mengisi 3% kebutuhan vitamin E pada tubuh yang berfungsi untuk metabolisme tubuh. Kandungan omega 3 didalamnya pun baik untuk kesehatan kulit dan otak. Selain memenuhi kebutuhan tubuh sehat, telur bebek lebih tahan lama karena cangkangnya lebih tebal daripada telur ayam. Jadi para pejuang tak perlu khawatir bekalnya cepat basi. Telur asin juga sangat praktis dibawa dan disantap.
2. Nasi Jagung
Nasi jagung atau disebut juga nasi ampok, merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang terbuat dari jaugung sebagai bahan dasarnya. Jagung yang digunakan untuk dijadikan nasi, yaitu jagung yang sudah tua atau disebut juga jagung pipil.
Pada masa perang, padi yang siap panen banyak dirampas penjajah. Kemudian, masyarakat pun memanfaatkan jagung sebagai pengganti nasi sebagai karbohidrat. Nasi yang terbuat dari jagung ini menjadi bekal perang yang cukup bermanfaat. Hal ini karena kandungannya yang sebesar 345 kalori per 100 gram dapat berfungsi sebagai penghasil energi. Selain itu, kandungan vitamin A-nya juga dapat meningkatkan kesehatan kulit dan imunitas tubuh para pejuang. Pusing yang timbul akibat anemia pun dapat dilawan oleh mengonsumsi nasi jagung. Kandungan zat besi dalam olahan jagung mampu memproduksi sel-sel darah merah dalam tubuh. Selain itu, serat tinggi didalamnya akan membuat para pejuang tidak mengalami gangguan pencernaan.
Di Indonesia nasi jagung tidak hanya untuk bekal perang. Makanan ini merupakan makanan pokok pengganti beras yang harganya cukup tinggi saat masa penjajahan.
3. Singkong Rebus
Selain jagung, singkong rebus juga menjadi salah satu makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sejak zaman peperangan. Singkong juga dapat menjadi sumber energi pada tubuh.
Mengonsumsi singkong rebus dapat memenuhi kebutuhan kelompok vitamin B-kompleks yang sangat berguna bagi tubuh seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B-6), riboflavin, dan asam pantotenat. Sementara kandungan kalium didalamnya mampu membantu mengatur denyut jantung dan tekanan darah.
Bukan hanya dijadikan sebagai makanan utama. Kini, singkong diolah menjadi berbagai macam olahan makanan menarik yang lezat. Seperti singkong keju, singkong kremes dan lainnya.
4. Nasi Oyek atau Thiwul
Nasi Oyek cukup terkenal pada masa Agresi Militer Belanda 2. Saat itu, Jenderal Sudirman beserta pasukannya tengah terdesak di dalam hutan di kawasan Kediri dan kehabisan makanan.
Kemudian, Soepardjo Rustam dari Cilacap berhasil membawa makanan nasi oyek yang terbuat dari singkong. Nasi oyek (dilain tempat dinamakan Tiwul) pun masih dapat temukan hingga kini. Kandungan kalorinya memang lebih rendah dari beras, namun thiwul sangat efektif mengobati sakit maag. Namun cara pembuatannya cukup rumit karena banyak memakan waktu.
5. Leughok
Mungkin masih sedikit asing dengan nama makanan khas Aceh ini. Kue leughok menggunakan tepung ketan, pisang serta sagu (beureune). Biasanya, makanan ini dihidangakan sebagai menu pembuka.
Leughok menjadi bekal makanan yang tak pernah absen dikonsumsi para pejuang dari Aceh. Makanan yang terbuat dari remasan pisang kepok dan sagu ini menjadi makanan efektif menghilangkan rasa lapar. Dibungkus daun pisang, makanan ini sangat praktis untuk dibawa kemanapun. Makanan ini juga sangat bernutrisi tinggi karena tebuat dari pisang kepok yang diremas dan sagu. Sama halnya dengan singkong, komposisi pisang kapok pada leughok dapat mengandung vitamin B yang dapat memperbaiki metabolisme tubuh.
Kandungan potasium pada pisang tersebut juga dapat mengurangi ketegangan dan penyempitan pembuluh darah dan arteri. Sementara vitamin C yang tingggi mampu memenuhi 40% kebutuhan harian Anda dan melindungi sistem kekebalan tubuh. Hingga saat ini, leughok masih dapat dijumpai di rumah makan khas Aceh. Kelapa parut menjadi penyanding untuk menyantapnya makanan ini, namun tampilannya tak selamanya dibungkus dengan daun pisang.
Jika Hypermart Lovers berkunjung ke Aceh, jangan sampai melewatkan kuliner satu ini yang keberadaannya sudah ada sejak zaman kerajaan Aceh terdahulu.
Nah, kalau Hypermart Lovers sudah pernah mencicipi salah satu makanan diatas belum?